Armada kapal pengeruk diduga berasal dari terlihat melakukan pengambilan pasir secara tidak sah di Laut China Selatan.
Seperti dilansir , Rabu (13/5), aktivitas ilegal tersebut tertangkap citra satelit. Dari gambar itu terlihat ratusan kapal keruk mengambil pasir laut dan dipindahkan ke kapal tongkang.
Diduga pasir itu akan digunakan oleh China untuk membangun pulau reklamasi di Laut China Selatan.
Pada 17 April lalu, penjaga pantai Taiwan dilaporkan mengusir sekitar 40 kapal keruk dari kawasan utara Laut China Selatan. Namun, pada 3 Mei lalu kapal-kapal tersebut kembali dan mengeruk pasir.
Kapal tersebut mempunyai alat yang bisa menyedot pasir. Masing-masing kapal bisa mengangkut ratusan ton pasir dan melakukan pelayaran secara berkala.
Jeng mengatakan kegiatan tersebut sudah berlangsung bertahun-tahun. Diduga pasir itu dibawa ke pelabuhan Qiwei di Provinsi Fujian, dan diperkirakan digunakan salah satunya untuk proyek reklamasi perluasan bandara Hong Kong.
Kapal keruk itu juga beroperasi di Filipina, tetapi kali ini kegiatan mereka mendapat izin. Meski begitu, beberapa pihak di Filipina menyoroti dugaan kapal tersebut juga menyedot pasir hitam.
Pengerukan tersebut dikhawatirkan berdampak negatif, yakni mempengaruhi ekosistem laut dan bisa memicu erosi.
Yang menjadi korbannya dilaporkan adalah puing-puing kapal perang Kerajaan Inggris, HMS Prince of Wales, serta kapal selam dan kapal penjelajah Amerika Serikat, USS Perch dan USS Houston, yang tenggelam dalam peperangan di Selat Sunda pada 1942 melawan armada Jepang. Dilaporkan ada 650 pelaut dan marinir Negeri Paman Sam yang gugur saat itu. (ayp)
0 comments:
Post a Comment